Bunga
Bunga (suku bunga) atau bank
interest adalah pertambahan jumlah modal yang diberikan oleh bank
untuk para nasabahnya dengan dihitung dari presentase modal uang nasabah dan
lamanya menabung. Bunga juga bisa diberikan oleh pemberi pinjaman kepada pinjaman.
Bunga ada dua jenis yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Berikut ini
perbedaannya :
Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang
diberikan berdasarkan perhitungan modal awal, sehingga bunga hanya memiliki
satu variasi saja (tetap) dari awal periode sampai akhir
periode. Contohnya saat menabung di bank, kita akan mendapatkan bunga
yang tetap tiap-tiap periode.
Modal adalah jumlah dari yang dibungakan, modal awal merupakan modal yang
dikeluarkan pada awal waktu usaha dan sebelum dibungakan. Modal akhir adalah
hasil dari modal yang dibungakan.Sedangkan suku bunga dinyatakan
dalam persentase tiap satuan waktu.
Jika modal awal sebesar M0 mendapat bunga tunggal sebesar b (dalam persentase) per bulan, maka
setelah n bulan besar modalnya Mn menjadi:
Mn = M0 (1 + n . b)
Contoh soal bunga tunggal:
Diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga sebesar 2% per bulan, maka setelah 5 bulan modalnya adalah ….
Mn = 1.000.000 (1 + 5
× 2/100) = Rp. 1.100.000
Jika modal awal sebesar M0, dan diketahui jumlah
bunga tunggalnya B, maka besar persentase bunga
tunggalnya b adalah
b = B/ M0 × 100%
Contoh lain: Diketahui bunga tunggal sebesar Rp50.000 untuk modal pinjaman
Rp1.000.000, maka presentasenya adalah
b = 50000/1000000
× 100% = 5%
Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang
diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi bunga pada periode
sebelumnya.Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan selalu berubah (tidak
tetap) pada tiap-tiap periode. Contohnya saat menjual sebuah kendaraan, harga
kendaraan yang dijualakan berubah setiap periode dan perubahannya bervariasi.
Mn = M0 (1 + b)n
Contoh, diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga majemuk
sebesar 2% per bulan, maka setelah 5 bulan
modalnya adalah
Mn = 1.000.000(1 +
0.02)5 = 1.104.080,80
Mn = M0 (1 + b/m)mm
Contoh, M0 = 1.000.000, m = 12 kali, n = 2 tahun, dan b = 6%, maka
Mn = 1.000.000(1 + 0,06/12)12×2
= 1.127.159,78
Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi
adalah pengurangan nilai dari harta tetap terhadap nilai buku atau nilai beli awalnya.
Penyusutan dilakukan secara berkala dalam rangka pembebanan biaya pada
pendapatan, baik atas penggunaan harta tersebut maupun karena sudah tidak
memadai lagi.
Ada dua istilah dalam penyusutan yaitu, nilai buku dan nilai beli. Nilai
beli merupakan harga awal ketika melakukan pembelian barang. Sedangkan nilai
buku adalah nilai setelah terjadi penyusutan dimana nilainya tiap periode akan
semakin kecil.
Mn = M0(1 - np)
Contoh, harga mobil Rp100.000.000 menyusut harganya 10% tiap tahun. Di
akhir tahun ke-5 nilainya
Mn = 100.000.000(1 –
5 × 0.1) = 50.000.000
Besar nilai (harga) penyusutan tiap tahun
adalah :
P = M0 . p
P = 100.000.000 ×
0,1 = 10.000.000
Jika suatu barang mengalami penyusutan
tiap tahunnya sebesar p (dalam persen) dari nilai bukunya sendiri,
maka pada akhir tahun ke-n, nilai barangnya adalah :
Mn =
M0 (1 - p)n
Besar nilai (harga) penyusutan pada tahun
ke-n adalah
Pn =
Mn-1(p)(1 - p)(n-1)
Contoh, harga mobil Rp100.000.000 menyusut nilai bukunya 10% tiap tahun. Di
akhir tahun ke-5 nilainya
M5 = 100.000.000(1 –
0,1)5 = 59.049.000
Pn = 65.610.000(0,1)(1 –
0,1)(5-1) = 4.304.672
Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan kenaikan
jumlah pada tiap periode waktu berdasarkan suatu rasio pertumbuhan. Jika jumlah
awal adalah J0 dan rasio adalah r per tahun, maka pada akhir tahun ke-n, jumlah akhirnya
menjadi Jn:
Jn = J0(1 + r)n
Contoh, jumlah penduduk 10.000 jiwa dengan
pertumbuhan penduduk 5% per tahun, maka pada akhir tahun ke-4, jumlahnya
Jn = 10.000(1 + 0,05)4
= 12,55 jiwa
Anuitas
Anuitas adalah rangkaian pembayaran atau
penerimaan yang sama jumlahnya dan harus dibayarkan atau yang harus diterima
pada tiap akhir periode atas sebuah pinjaman atau kredit. Jika suatu pinjaman
akan dikembalikan secara anuitas, maka ada tiga komponen yang menjadi dasar
perhitungan yaitu:
§
Besar pinjaman
§
Besar bunga
§
Jangka waktu dan jumlah periode pembayaran
Anuitas = Bunga atas hutang + Angsuran hutang
Jika utang sebesar M0 mendapat bunga sebesar b per bulan dan anuitas sebesar A,
maka dapat ditentukan :
§
Besar bunga pada akhir periode ke-n
Bn = (1 + b)n-1(b . M - A) + A
§
Besar angsuran pada akhir periode ke-n
An = (1 + b)n-1(A - bM)
§
Sisa hutang pada akhir periode ke-n
Mn = (1 + b)n (M – A/b)
+ A/b
(contoh di soal 2)
Besar anuitas untuk membayar hutang sebesar M0 dengan bunga
sebesar b perbulan selama n bulan adalah :
A = b(M0)(1 + b)n
(1 + b)n-1
(contoh di soal 3)
Contoh Soal Bunga Tunggal/Majemuk/Anuitas dan Pembahasan
1. Contoh Soal Bunga Majemuk
Modal sebesar Rp10.000.000,00 dipinjamkan dengan bunga majemuk 2% per
tahun. Pada permulaan tahun ketiga, modal itu menjadi?
Pembahasan
Mn = M0(1 + b)n
M0 = 10.000.000(1 +
0,02)2 (n=2, karena awal tahun ke-3 sama dengan
akhir tahun ke 2)
Mn =
10.000.000(1,02)2
Mn =
10.104.000, 00
2. Contoh Soal Anuitas
Sebuah pinjaman sebesar Rp20.000.000,00 akan dilunasi secara anuitas
tahunan sebesar Rp4.000.000,00. Jika suku bunga 5% per tahun, besar angsuran,
bunga, dan sisa hutang tahun ketiga adalah?
Pembahasan
§
Angsuran
An = (1 + b)n-1 (A
- bM)
Mn = (1 + 0,05)3-1(4.000.000
– (0,05)20.000.000)
An = (1,05)2
(4.000.000 – 1.000.000)
An = (1,1025)(3.000.000)
An = 3.307.500,00
§
Bunga
Bn = (1 + b)n-1(b.M
- A) + A
Bn = (1 + 0,05)3-1(0,05
× 20.000.000 – 4.000.000) + 4.000.000
Bn = (1,05)2(-3.000.000)
+ 4.000.00000 = -3.307.500 + 4.000.000
Bn = 692.500,00
§
Sisa hutang
Mn =
(1 + b)n(M – A/b) + A/b
Mn = (1 + 0.0,05)3(20.000.000
– 4.000.000/ 0,05) + 4.000.000/ 0,05
Mn = (1.157625)(-60.000.000)
+ 80.000.000
Mn = 10.542.500, 00
3. Contoh Soal Anuitas
Sebuah pinjaman sebesar Rp850.000.000,00 yang harus dilunasi dengan 6
anuitas jika dasar bunga 4% per bulan dan pembayaran pertama dilakukan setelah
sebulan. Sisa hutang pada akhir bulan kelima adalah?
Pembahasan
A = b(M0)(1+b)n
(1+b)n-1
A = (0,04)(850.000.000)(1
+ 0,04)6
(1+0,04)6-1
A = (0,04)(850.000.000)(1,04)6
(1,04)6-1
A = 43.020.846,63
0,2265319
A= 162.147.628,43
Sisa hutang pada akhir periode ke-5 adalah
Mn =
(1 + b)n(M – A/b) + A/b
Mn =
(1 + 0,04)5(850.000.000 – 162.147.628,43/0,04)
+ 162.147.628,43/0,04
Mn =
(1,04)5(850.000.000 – 162.147.628,43/0,04) + 162.147.628,43/0,04
Mn =
155.911.109,00