Ruang Dimensi-n
Himpunan bilangan nyata (real) biasanya digambarkan ke dalam sebuah gambar
sederhana yang disebut garis bilangan. Garis bilangan dapat dianggap sebagai grafik
sederhana yang menyatakan letak suatu bilangan, di mana bilangan yang lebih besar
berada di sebelah kanan bilangan yang lebih kecil.
Karena garis bilangan hanya memiliki satu dimensi yaitu panjang, maka himpunan
bilangan real dapat dinyatakan sebagai ruang berdimensi-1. Meskipun kata „ruang‟
menunjukkan suatu tempat berdimensi-3, namun dalam matematika „ruang‟
mempunyai makna tersendiri. Berdasarkan definisinya, ruang dalam matematika
merupakan himpunan dari objek-objek yang memiliki sifat yang sama dan memenuhi
semua aturan yang berlaku dalam ruang tersebut.
Definisi Ruang-1 atau ๐
1
Ruang dimensi-1 atau ruang-1 (๐
1
) adalah himpunan semua bilangan real (โ).
Himpunan bilangan real dapat digambarkan oleh garis bilangan real :
Jadi, garis bilangan berfungsi untuk menunjukkan letak suatu titik pada suatu garis
berdasarkan besarnya. Gagasan ini memunculkan gagasan berikutnya bahwa suatu
titik dapat berada pada suatu bidang ataupun ruang. Pada pertengahan abad ke-17
lahirlah konsep ruang dimensi-2 dan dimensi-3, yang kemudian pada akhir abad ke-19
para ahli matematika dan fisika memperluas gagasannya hingga ruang dimensi-n.
-3 -2 -1 0 1 2 3
Bulat Negatif Nol Bulat Positif
Bil. Rasional & irasional.
Definisi Ruang-2 atau ๐ 2
Ruang dimensi-2 atau ruang-2 (๐
2
) adalah himpunan pasangan bilangan berurutan
(๐ฅ, ๐ฆ), di mana x dan y adalah bilangan-bilangan real. Pasangan bilangan (๐ฅ,๐ฆ)
dinamakan titik (point) dalam ๐
2
, misal suatu titik P dapat ditulis ๐(๐ฅ, ๐ฆ). Bilangan x
dan y disebut koordinat dari titik P.
Untuk menggambarkan titik-titik di ๐
2
secara geometris, koordinat x dan y dianggap
berada pada dua garis bilangan yang berbeda yang membentuk suatu sistem koordinat.
Garis bilangan tersebut dinamakan sumbu koordinat. Sumbu koordinat tersebut
digambarkan saling tegak lurus dan membentuk suatu sistem yang disebut sistem
koordinat siku-siku. Pada ๐
2
sistem ini dinamakan sistem koordinat-xy atau sistem
koordinat kartesius (Cartesian system) yang dibangun oleh :
- Sumbu x (x-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (x, 0).
- Sumbu y (y-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (0, y).
Definisi Ruang-3 atau ๐ 3
Ruang dimensi-3 atau ruang-3 (๐
3
) adalah himpunan tripel bilangan berurutan
(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง), di mana x, y, dan z adalah bilangan-bilangan real. Tripel bilangan (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง)
dinamakan titik (point) dalam ๐
3
, misal suatu titik P dapat ditulis ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง). Bilangan
x, y, dan z, disebut koordinat dari titik P.
Seperti halnya ๐
2
, ๐
3 memiliki sistem koordinat siku-siku yaitu sistem koordinat-xyz,
dengan titik asal ๐ 0,0, 0 , yang dibangun oleh :
- Sumbu x (x-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (๐ฅ,0, 0). y x O
- Sumbu y (y-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (0,๐ฆ, 0).
- Sumbu z (z-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (0,0, ๐ง).
Menjelang akhir abad 19, para matematikawan dan fisikawan mulai menemukan
gagasan bahwa dimensi tidak hanya terbatas pada dimensi-3 dengan tripel
bilangannya, tetapi juga kuadrupel sebagai titik pada ruang dimensi-4, kuintupel pada
ruang dimensi-5, dan seterusnya. Hal ini menghasilkan generalisasi untuk ruang
dimensi-n.
Definisi tupel-n-berurutan
Jika n adalah sebuah bilangan positif, maka tupel-n-berurutan (ordered-n-tuple)
adalah sebuah urutan n buah bilangan real (๐1
, ๐2
, . . . , ๐๐
).
Definisi Ruang-n atau ๐ ๐
Ruang dimensi-n atau ruang-n (๐
๐
) adalah himpunan semua tupel-n-berurutan
(๐1
,๐2
, . . . , ๐๐
), dengan ๐1
, ๐2
, . . . , dan ๐๐
adalah bilangan-bilangan real. Tupel-n
bilangan ๐1
,๐2
, . . . , ๐๐
dinamakan titik (point) dalam ๐
๐
, misal suatu titik P dapat
ditulis ๐(๐1
, ๐2
, . . . , ๐๐
). Bilangan ๐1
, ๐2
, . . . , dan ๐๐
disebut koordinat dari P.
Jelas bahwa ruang dimensi-n dengan n > 3 tidak dapat divisualisasikan secara
geometris, namun penemuan ini sangat berguna dalam pekerjaan analitik dan numerik,
karena tidak sedikit permasalahan nyata tidak dapat divisualisasikan dengan grafis
namun memerlukan penalaran dan penyelesaian secara matematis.
๐
๐ yang merupakan generalisasi dari ๐
1
, ๐
2
, dan ๐
3
, menyebabkan sifat-sifat dan
aturan-aturan di dalamnya adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada ukuran atau banyak komponen yang akan dihitung. Walaupun bab ini hanya menyajikan definisi,
teorema, atau sifat-sifat dalam ๐
2 dan ๐
3
, tetapi semuanya akan berlaku untuk ๐
๐
,
setelah dimodifikasi sesuai dimensinya. Seperti definisi jarak antar dua titik dalam ๐
2
dan ๐
3 berikut yang dapat digeneralisasi untuk ๐
๐
.
Vektor
Banyak kuantitas fisis, seperti luas, panjang, massa, suhu, dan lainnya, dapat
dijelaskan secara lengkap hanya dari besarnya, misalnya 50 kg, 100 m, 30 ℃, dll.
Kuantitas fisis ini dinamakan skalar. Dalam matematika, skalar mengacu pada semua
bilangan yang bersifat konstan.
Namun, ada kuantitas fisis lain yang tidak hanya memiliki besar/nilai tapi juga arah,
seperti kecepatan, gaya, pergeseran, dan lain-lain. Kuantitas fisis ini dalam fisika
maupun matematika dinamakan vektor. Dalam matematika, ilmu vektor menjadi salah
satu cabang ilmu yang semakin luas perkembangannya serta penerapannya, dan tidak
terbatas pada mempelajari besaran-besaran yang memiliki nilai dan arah tetapi sebagai
suatu besaran yang memiliki banyak komponen yang membentuk satu kesatuan dari
besaran itu sendiri.
Notasi Vektor
Vektor biasanya dinyatakan dengan huruf kecil tebal (a), atau diberi tanda panah di
atasnya (๐ ), atau tanda garis bawah ( ๐ ).
Definisi Vektor
Sebuah vektor a dengan komponen-n (berdimensi-n) di dalam ๐
๐
adalah suatu aturan
tupel-n dari bilangan-bilangan yang ditulis sebagai baris (๐1
,๐2
, … , ๐๐
) atau sebagai
kolom
๐1
๐2
⋮
๐๐
, dengan ๐1
,๐2
, … , ๐๐
adalah bilangan-bilangan real dan dinamakan
komponen dari vektor a.
Dengan demikian, di ๐
2 vektor dapat ditulis : ๐ = (๐1
, ๐2
) atau ๐ =
๐1
๐2
, dan di ๐
3
vektor dapat ditulis : ๐ = (๐1
,๐2
, ๐3
) atau ๐ =
๐1
๐2
๐3
. Pada bagian berikutnya, vektor
akan sering disajikan dalam bentuk baris (vektor baris).
Berdasarkan definisi titik dan vektor, simbol (๐1
, ๐2
, …, ๐๐
) mempunyai dua tafsiran
geometrik yang berbeda, yaitu sebagai titik dalam hal ๐1
, ๐2
, …, ๐๐
adalah koordinat,
dan sebagai vektor dalam hal ๐1
,๐2
, … , ๐๐
adalah komponen.
Teorema : Sudut Antara Dua Vektor
Jika u dan v adalah vektor-vektor tak nol, dan ๐ adalah besar sudut di antara kedua
vektor tersebut, maka
- ๐ lancip (0° < ๐ < 90°) jika dan hanya jika ๐ฎ ∙ ๐ฏ > 0
- ๐ tumpul (90° < ๐ < 180°) jika dan hanya jika ๐ฎ ∙ ๐ฏ < 0
- ๐ siku-siku (๐ = 90°) jika dan hanya jika ๐ฎ ∙ ๐ฏ = 0
Teorema : Sifat-sifat Perkalian Titik
Jika u, v, dan w adalah vektor- vektor di ๐
2
atau ๐
3 dan k adalah skalar, maka
a. ๐ฎ ∙ ๐ฏ = ๐ฏ ∙ ๐ฎ
b. ๐ฎ ∙ ๐ฏ + ๐ฐ = ๐ฎ ∙ ๐ฏ + ๐ฎ ∙ ๐ฐ
c. ๐ ๐ฎ ∙ ๐ฏ = ๐๐ฎ ∙ ๐ฏ = ๐ฎ ∙ (๐๐ฏ)
d. ๐ฏ ∙ ๐ฏ > 0 jika ๐ฏ ≠ ๐ dan ๐ฏ ∙ ๐ฏ = 0 jika ๐ฏ = ๐
Proyeksi
Dua vektor yang titik asalnya berimpit dapat menghasilkan vektor lain yang
dinamakan vektor proyeksi. Perhatikan ilustrasi berikut.
Misalkan a dan b berimpit di titik asalnya. Jika dari titik ujung b ditarik garis menuju
a sedemikian sehingga tegak lurus a (diproyeksikan terhadap a), maka vektor yang
dapat dibuat dengan titik asal yang sama dan berujung di titik di mana b
diproyeksikan pada a dinamakan vektor proyeksi b terhadap a. Vektor ini disebut juga
proyeksi ortogonal b pada a.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh vektor proyeksi a terhadap b.
Notasi Vektor Proyeksi
Vektor proyeksi b terhadap a dinotasikan proy๐ ๐
Vektor proyeksi a terhadap b dinotasikan dengan proy๐๐
Teorema : Proyeksi Ortogonal
Jika u dan v adalah vektor di ๐
2
atau ๐
3 dan keduanya bukan vektor nol, maka
proy๐ ๐ =
๐ ∙ ๐
๐ 2
๐ dan proy๐ ๐ =
๐ ∙ ๐
๐ 2
๐
Sedangkan panjang dari vektor-vektor proyeksi tersebut adalah
proy๐ ๐ =
๐ ∙ ๐
๐
dan proy๐ ๐ =
๐ ∙ ๐
๐
Contoh:
Jika ๐ = (1, 0, −2) dan ๐ = (2,1, −1) , tentukan vektor proyeksi a pada b.
Penyelesaian : ๐ ∙ ๐ = 4 dan ๐
2 = 6 maka proyeksi ortogonal a pada b adalah
proy๐ ๐ =
๐ ∙ ๐
๐ 2
๐ =
4
6
2,1, −1 =
4
3
,
2
3
, −
2
3
∎
Perkalian Silang (Cross Product)
Berikut akan diperkenalkan sebuah operasi antar vektor dalam ๐
3
. Jika perkalian titik
akan menghasilkan skalar/bilangan, maka perkalian silang akan menghasilkan vektor.
Dan jika proyeksi ortogonal suatu vektor terhadap vektor la in akan menghasilkan
vektor baru yang berimpit dengan vektor tersebut, maka perkalian silang dua vektor
akan menghasilkan vektor baru yang tegak lurus dengan kedua vektor tersebut.
Definisi Perkalian Silang
Jika ๐ฎ = (๐ข1
,๐ข2
,๐ข3
) dan ๐ฏ = (๐ฃ1
, ๐ฃ2
, ๐ฃ3
) adalah vektor di ๐
3
, maka perkalian silang
๐ฎ × ๐ฏ didefinisikan oleh
๐ฎ × ๐ฏ = (๐ข2๐ฃ3 − ๐ข3๐ฃ2
, ๐ข3๐ฃ1 − ๐ข1๐ฃ3
,๐ข1๐ฃ2 − ๐ข2๐ฃ1
)
atau dalam notasi determinan
๐ฎ × ๐ฏ =
๐ข2 ๐ข3
๐ฃ2 ๐ฃ3
, −
๐ข1 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ3
,
๐ข1 ๐ข2
๐ฃ1 ๐ฃ2
Rumus di atas dapat dibuat pola yang mudah diingat. Bentuklah matriks 2 × 3 :
๐ข1 ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
Komponen pertama dari ๐ฎ × ๐ฏ adalah determinan matriks tersebut setelah kolom
pertama dicoret, komponen ke-2 adalah negatif dari determinan matriks setelah kolom
ke-2 dicoret, dan komponen ke-3 adalah determinan matriks setelah kolom ke-3
dicoret.
Contoh:
Misalkan ๐ฎ = (1, 2,−2) dan ๐ฏ = (3, 0, 1), maka
1 2 −2
3 0 1
๐ฎ × ๐ฏ =
2 −2
0 1
, −
1 −2
3 1
,
1 2
3 0
= 2, −7,−6 ∎
Secara geometris, perkalian silang ๐ฎ × ๐ฏ dapat diinterpretasikn oleh gambar berikut,
Arah ๐ฎ × ๐ฏ dapat ditentukan dengan “aturan tangan kanan” (right hand rule).
Misalkan ๐ adalah sudut di antara u dan v, dan anggaplah u terotasi sejauh sudut ๐
menuju v (sehingga berimpit dengan v). Jika jari-jari tangan kanan menunjukkan arah
rotasi u maka ibu jari menunjukkan arah ๐ฎ × ๐ฏ.
Dengan menggunakan definisi ataupun dengan mempraktekkan aturan ini, dapat
diperoleh hasil-hasil berikut :
๐ข × ๐ข = ๐ฃ × ๐ฃ = ๐ค × ๐ค = ๐
๐ข × ๐ฃ = ๐ค , ๐ฃ × ๐ค = ๐ข , ๐ค × ๐ข = ๐ฃ
๐ฃ × ๐ข = −๐ค , ๐ค × ๐ฃ = −๐ข , ๐ข × ๐ค = −๐ฃ
Diagram berikut dapat membantu untuk mengingat hasil perkalian di atas.
Perkalian silang ๐ฎ × ๐ฏ dapat dinyatakan secara simbolis dalam bentuk determinan
3 × 3 :
๐ฎ × ๐ฏ =
๐ข ๐ฃ ๐ค
๐ข1 ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
=
๐ข2 ๐ข3
๐ฃ2 ๐ฃ3
๐ข −
๐ข1 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ3
๐ฃ +
๐ข1 ๐ข2
๐ฃ1 ๐ฃ2
๐ค
Contoh:
Contoh 1dapat dikejakan dengan cara :
๐ฎ × ๐ฏ =
๐ข ๐ฃ ๐ค
1 2 −2
3 0 1
=
2 −2
0 1
๐ข −
1 −2
3 1
๐ฃ +
1 2
3 0
๐ค = 2๐ข − 7๐ฃ − 6๐ค ∎
Teorema : Hubungan Perkalian Silang dan Perkalian titik
Jika u dan v adalah vektor di ๐
3
, maka :
a. ๐ฎ ∙ ๐ฎ × ๐ฏ = 0 ( ๐ฎ × ๐ฏ ortogonal ke u )
b. ๐ฏ ∙ ๐ฎ × ๐ฏ = 0 ( ๐ฎ × ๐ฏ ortogonal ke u )
c. ๐ฎ × ๐ฏ
๐ = ๐ฎ
๐ ๐ฏ
๐ − ๐ฎ ∙ ๐ฏ
๐
(Identitas Lagrange/Lagrange Identity)
Teorema : Sifat-Sifat Perkalian Silang
Jika u, v, dan w dalah sebarang vektor di ๐
3 ddan k adalah sebarang skalar, maka :
a. ๐ฎ × ๐ฏ = − ๐ฏ × ๐ฎ
b. ๐ฎ × ๐ฏ+ ๐ฐ = ๐ฎ × ๐ฏ + (๐ฎ × ๐ฐ)
c. ๐ฎ + ๐ฏ × ๐ฐ = ๐ฎ × ๐ฐ + (๐ฏ × ๐ฐ)
d. ๐ ๐ฎ × ๐ฏ = ๐๐ฎ × ๐ฏ = ๐ฎ × (๐๐ฏ)
e. ๐ฎ × ๐ = ๐ × ๐ฎ = ๐
f. ๐ฎ × ๐ฎ = ๐
g. ๐ฎ ∙ ๐ฏ × ๐ฐ = ๐ฎ × ๐ฏ ∙ ๐ฐ =
๐ข1 ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
๐ค1 ๐ค2 ๐ค3
Berdasarkan teorema-teorema sebelumnya, dapat diturunkan teorema berikut.
Teorema : Aplikasi Geometri Perkalian Silang
Jika u, v, dan w vektor-vektor di ๐
3 dengan titik asal yang sama, maka
a. Jika ๐ adalah sudut di antara u dan v, maka ๐ฎ × ๐ฏ = ๐ฎ ๐ฏ sin ๐
b. Norma dari ๐ฎ × ๐ฏ sama dengan luas jajaran genjang yang dibentuk oleh u dan v,
atau Luas jajar genjang = ๐ฎ × ๐ฏ
c. Volume bangun yang dibentuk oleh ketiganya adalah ๐๐๐ [๐ฎ ∙ ๐ฏ × ๐ฐ ].
Contoh:
a, b, dan c adalah sebarang vektor di ๐
3
yang berimpit di titik awalnya. Jika
ketiganya dihubungkan akan membentuk suatu bangun dimensi-3 (parallelpiped).
Luas masing-masing sisinya adalah :
๐ × ๐ , ๐ × ๐ , ๐ × ๐
Sedangkan volume bangun tersebut adalah :
๐๐๐ (๐ ∙ ๐ × ๐ )
Rumus volume di atas biasanya digunakan untuk mengetahui apakah ketiga vektor
berada pada bidang yang sama. Jika volume yang dihitung bernilai nol, maka
ketiganya berada pada bidang yang sama, dan sebaliknya jika volumenya tidak sama
dengan nol. Fungsi abs(absolute)/mutlak berguna untuk mempositifkan hasil akhir
perhitungan volume.
Contoh:
Tentukan apakah ketiga vektor ๐ = (1, 4, −7), ๐ = (2,−1, 4), dan ๐ = (0,−9, 18)
terletak pada satu bidang di ๐
3
atau tidak.
Penyelesaian :
๐ ∙ ๐ × ๐ =
1 4 −7
2 −1 4
0 −9 18
1 4
2 −1
0 −9
= 1 −1 18 + 4 4 0 + −7 2 −9 —
{ 7 −1 0 + 1 4 −9 + 4 2 18 }
= −18 + 126 − 144 + 36
= 0
Jadi, ketiga vektor tersebut terletak pada satu bidang di ๐
3 ∎
Daftar Pustaka:
- Rivership, Mkls. 2014. "Vektor Ruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)", https://www.slideshare.net/mklsrivership/vektor-diruang-2dan3-121002010325phpapp01?from_action=save, diakses pada 5 Maret 2021 pukul 07.50 wib.